Wednesday, September 16, 2009

Oh..., Mayy... Cupel Heylo Kyu!!

Aku tak menyukai pelajaran biologi. Sedikitpun. Oleh sebab itu aku selalu duduk dibelakang dihari ketika ada biologi. Aku tak pernah mau mendengarkan ketika guru biologiku menjelaskan sesuatu di didepan kelas. Aku selalu tertidur ketika Mrs. Ashmore menuliskan sesuatu dipapan tulis putihnya. Aku menutupi wajahku dengan buku biologi. Buku biologi adalah buku runyam yang paling tebal dari buku mata pelajaranku yang lainnya. Sekitar 481 halaman dengan font kecil berkertas buram dan bahasa yang tak kumengerti. Dengan buku itu, aku tak pernah tertangkap basah sedang tertidur. Dan bahkan aku berani memainkan hpku dibalik buku itu.
Aku tak pernah minta bantuan ayahku mengerjakan tugas matematika, atau astronomi, kimia, ataupun fisika. Tapi untuk biologi, aku selalu minta bantuan darinya dengan malas-malasan.
Ia bisa menjelaskannya padaku. Menjelaskan, menjelaskan dan menjelaskan. Tetapi ia tidak akan pernah membuatku paham. Aku benci biologi sampai ketulang rusukku. Aku tak peduli berapa nilai yang kudapat dari mata pelajaran itu. Pelajaran yang lainnya saja sudah membuatku populer. Sudah membuatku menjadi peringkat pertama disekolah.

Aku selalu memandang guru biologiku dengan sinis dan rasa kebencian seperti aku membenci mata pelajarannya. Kurasa ia sadar bahwa aku membencinya. Tapi ia tidak pernah memperlakukanku sebagai anak yang dia benci. Ia adalah guru yang tak pernah memarahiku dan guru yang tak pernah melakukan kesalahan. Setiap pulang sekolah ia selalu bertanya “Bagaimana biologi hari ini?” Aku dengar. Tapi aku berusaha menghindari pertanyaannya. Karena aku tau aku akan menjawab “seperti biasa, membosankan!”
Pada suatu hari dikelas 3 SMA-ku, aku sadar bahwa seharusnya aku tidak membenci pelajaran Mrs. Ashmore. Maksudku, setidaknya aku memperhatikan. Umurku yang tua. Aku tak mengerti apa itu protist, kingdom, virus, DNA, aku tau secara kimia tapi, biologi!!? Bagaimana aku lulus?
Disekolah kami ada program pengembangan bakat. Dan aku? Namaku terpampang didaftar pertama biologi!!? Oh my god! Aku langsung berlari menuju kantor guru. Mengapa aku dipilih dibidang biologi? Apa-apaan ini! Pasti aku akan menjadi orang paling bodoh dikelas itu! Aku akan menjadi bahan tertawaan karena terlalu banyak tanya! Haa... memalukan! Memalukan!

Apa!! Mrs. Ashmore mengharapkanku? Mrs. Ashmore mengira bahwa aku ahli biologi? Nilai terakhirku adalah 40. Dan semuanya adalah hasil mengarang. Masih banyak teman-temanku yang dapat nilai diatas 90. Dassar... Mrs. Ashmore... Mrs. Ashmore tidak menginginkanku pergi.
Setiap aku berjalan, aku selalu menabrak meja, dinding, menjatuhkan buku orang karena aku merasa bersalah! Aku takut! Mrs. Ashmore selalu mencoba perhatian, tapi aku? Aku? Bahkan, Mrs. Ashmore sering mengajakku minum teh. Tapi aku mengabaikannya. Aku mengira bahwa ia akan membahas tentang biologi. Ia sering memberiku hadiah bunga dan coklat. Tapi aku selalu membuang semuanya. Aku terlalu benci. Mrs. Ashmore selalu menuliskan : Kepada Tiara, calon profesor biologi sedunia. Tetapi aku malah menatap tulisan itu dengan sinis dan berkata, “jangan harap!”
Aku tak mau bercermin dan menatap bayanganku. Aku hanya bisa tidur setiap siang, dan menangis semalaman. Tapi aku sadar, bahwa hal itu tidak akan memberi kemajuan apapun padaku. Akhirnya, aku mengirim surat pada Mrs. Ashmore yang isinya, bahwa aku akan menjadi prof. Virologi sedunia. Aku akan masuk college terkemuka.
Lalu, aku membaca buku-buku biologiku dari mulai SMP. Entah mengapa tak seperti membaca buku biologi. Kali ini rasanya sangat menyenangkan.
Sejak saat itu, nilaiku selalu 100 di Biologi. Aku selalu menjuarai semua perlombaan Biologi, dan akupun lulus dengan nilai terbaik, dan aku masuk College yang aku inginkan. Aku senang, aku senang, senang... sekali, dan aku tau bukan cuma aku yang senang...

Sekarang aku mengerti. Tanpa sadar, sebenarnya dia adalah pahlawanku. Betapapun, ia terus membuat setiap muridnya berhasil. Entah bodoh atau bahkan benci. Tidak heran jika kebanyakan muridnya lulusan biologi. Setiap membaca buku tentang biologi, aku selalu tersenyum sambil memikirkannya.
Kini, aku menjadi ahli virologi dan, aku sering mengajaknya minum teh.


Created by : Sakinah

No comments:

Post a Comment